Sunday 5 February 2017

MUSEUM MH. THAMRIN

Berada di tengah-tengah bangunan yang menutupi keberadaannya, museum MH. Thamrin tetap berdiri gagah dengan patung sang pahlawan yang tetap berdiri tegak di halaman museum.

Yah, Museum MH. Thamrin terletak di jalan Kenari II, Jakarta Pusat. Masuk ke gang kecil yang jika ada 2 mobil berpapasan, maka salah satunya harus mengalah dan berhenti menepi terlebih dahulu. Tidak banyak orang yang mengetahui keberadaannya yang terbilang “ngumpet” ini. Karena jujur saya tahu tempat ini bukan dari papan pemberitahuan yang menandakan eksistensinya. Tapi karena diberitahu oleh seseorang, karena kami sering melalui jalan sempit itu. Jalan yang sering kami lalui ketika ingin ke rumah singgah.


Di depan museum MH. Thamrin terdapat papan penunjuk keberadaan museum, namun tidak terlihat jelas. Jadi wajar saja kalau tidak banyak orang yang tahu, selain akses jalan yang tergolong sempit dan njelimet.
Museum MH Thamrin
Papan Museum MH Thamrin 

Museum MH Thamrin Tampak Dari Depan
Kondisi Jalan di Depan Museum MH Thamrin

Museum MH. Thamrin ini tergolong sangat bersih dan terawat, jam operasional dari jam 09.00 pagi sampai jam 15.00 WIB, dari hari Selasa-Minggu. Dan hari Senin libur untuk pengunjung.

Halaman depan museum cukup luas, digunakan sebagai lahan parkir pengunjung. Suasana asri dan masih ada beberapa pohon besar yang memberi kesan sejuk di tengah panasnya Jakarta. Sementara di halaman museum juga terdapat patung museum MH. Thamrin yang diresmikan pada tanggal 15 Februari 1987, dengan kutipan yang tertulis di belakang patung “Memilih djalan jang sesoeai dengan perasaan ra’jat akan membikin ia bekerdja bersama-sama dengan gembira oentoek kesentaoesaan Noesa dan Bangsa”.
Halaman Museum MH Thamrin

Saat memasuki museum, kami bertiga mengucap salam “Assalamu’alaykum, permisi” karena suasana sangat sepi dan hening. Kemudian muncul sesosok laki-laki paruh baya yang tegap dan sebagian rambutnya berwarna putih menjawab salam kami “Wa’alaykumussalam”. Kami diberi kesempatan untuk mengisi buku tamu dan membayar biaya retribusi masuk museum sebesar IDR 5.000,- per orang. Kemudian sesosok laki-laki yang memperkenalkan dirinya sebagai pak Untung mempersilakan kami masuk dan melihat-lihat museum.
Museum MH Thamrin Jakarta
Merah Putih di Halaman Museum MH Thamrin

Dari dalam museum, kita jadi tahu bahwa semasa kecil Pahlawan Mohammad Husni Thamrin memiliki nama panggilan Mat Seni. Konon, orang jaman dulu suka menyingkat nama orang dan dijadikan sebagai nama panggilan. Mat berasal dari Mohammad, dan Seni dari Husni. Tapi saya masih bingung imbuhan se- pada Seni itu didapat dari mana, sehingga menghasilkan Mat Seni.

Foto muda MH. Thamrin terlihat sangat tampan dan terlihat sebagai seorang yang berani. Saya pikir, kalau dulunya Beliau mendaftar sebagai model cover majalah pasti akan sangat laris. Berikut beberapa foto di Museum MH Thamrin Jakarta.

Ruang Depan Museum MH Thamrin
Replika MH Thamrin
Lorong Tepi Museum MH Thamrin
Ruang Tengah Museum MH Thamrin
Sang Pahlawan
Tanjidor, Alat Kesenian Betawi
Ruang Aula Museum MH Thamrin
Lorong Sisi Kanan Museum MH Thamrin
Radio
Kereta untuk Mengangkut Jenazah


Kenang-Kenangan dari Pak Untung

Pak Untung yang Berdedikasi Tinggi
Pak Untung, Pengelola Museum MH Thamrin
Narsisme Mb Ririn-Nana-Oshin
Narsisme di Museum Bersama MH Thamrin

Data Pengunjung Museum MH Thamrin
Yuk, Main ke Museum !

FYI :
Waktu Buka
Selasa s/d Minggu
Jam 09.00 – 15.00 WIB
Sabtu 09.00 – 13.00 WIB

Tiket Masuk
Dewasa/ Umum : IDR 5.000,-/orang
Rombongan Dewasa/ Umum : IDR 3.750,-/orang
Mahasiswa : IDR 3.000,-/orang
Rombongan Mahasiswa : IDR 2.250,-/orang
Anak-anak/ Pelajar : IDR 2.000,-/orang
Rombongan Anak-Anak/ Pelajar : IDR 1.500,-/orang

2 comments:

  1. Ini keren!!
    Kesana ah
    Baru tau kalo ada museum disitu
    Thanks Na ����

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sami-sami, Na. Semoga infonya bermanfaat ^^

      Delete