Berada di tengah-tengah bangunan yang
menutupi keberadaannya, museum MH. Thamrin tetap berdiri gagah dengan patung
sang pahlawan yang tetap berdiri tegak di halaman museum.
Yah, Museum MH. Thamrin terletak di jalan
Kenari II, Jakarta Pusat. Masuk ke gang kecil yang jika ada 2 mobil berpapasan,
maka salah satunya harus mengalah dan berhenti menepi terlebih dahulu. Tidak
banyak orang yang mengetahui keberadaannya yang terbilang “ngumpet” ini. Karena
jujur saya tahu tempat ini bukan dari papan pemberitahuan yang menandakan
eksistensinya. Tapi karena diberitahu oleh seseorang, karena kami sering
melalui jalan sempit itu. Jalan yang sering kami lalui ketika ingin ke rumah
singgah.
Di depan museum MH. Thamrin terdapat papan
penunjuk keberadaan museum, namun tidak terlihat jelas. Jadi wajar saja kalau
tidak banyak orang yang tahu, selain akses jalan yang tergolong sempit dan
njelimet.
Papan Museum MH Thamrin |
Museum MH Thamrin Tampak Dari Depan |
Kondisi Jalan di Depan Museum MH Thamrin |
Museum MH. Thamrin ini tergolong sangat
bersih dan terawat, jam operasional dari jam 09.00 pagi sampai jam 15.00 WIB,
dari hari Selasa-Minggu. Dan hari Senin libur untuk pengunjung.
Halaman depan museum cukup luas, digunakan
sebagai lahan parkir pengunjung. Suasana asri dan masih ada beberapa pohon besar yang memberi kesan sejuk di tengah panasnya Jakarta. Sementara di halaman museum juga
terdapat patung museum MH. Thamrin yang diresmikan pada tanggal 15 Februari
1987, dengan kutipan yang tertulis di belakang patung “Memilih djalan jang
sesoeai dengan perasaan ra’jat akan membikin ia bekerdja bersama-sama dengan
gembira oentoek kesentaoesaan Noesa dan Bangsa”.
Halaman Museum MH Thamrin |
Saat memasuki museum, kami bertiga mengucap
salam “Assalamu’alaykum, permisi” karena suasana sangat sepi dan hening. Kemudian
muncul sesosok laki-laki paruh baya yang tegap dan sebagian rambutnya berwarna
putih menjawab salam kami “Wa’alaykumussalam”. Kami diberi kesempatan untuk
mengisi buku tamu dan membayar biaya retribusi masuk museum sebesar IDR
5.000,- per orang. Kemudian sesosok laki-laki yang memperkenalkan dirinya
sebagai pak Untung mempersilakan kami masuk dan melihat-lihat museum.
Merah Putih di Halaman Museum MH Thamrin |
Dari dalam museum, kita jadi tahu bahwa
semasa kecil Pahlawan Mohammad Husni Thamrin memiliki nama panggilan Mat Seni. Konon,
orang jaman dulu suka menyingkat nama orang dan dijadikan sebagai nama
panggilan. Mat berasal dari Mohammad, dan Seni dari Husni. Tapi saya masih
bingung imbuhan se- pada Seni itu didapat dari mana, sehingga menghasilkan Mat
Seni.
Foto muda MH. Thamrin terlihat sangat tampan
dan terlihat sebagai seorang yang berani. Saya pikir, kalau dulunya Beliau
mendaftar sebagai model cover majalah pasti akan sangat laris. Berikut beberapa foto di Museum MH Thamrin Jakarta.
Ruang Depan Museum MH Thamrin |
Replika MH Thamrin |
Lorong Tepi Museum MH Thamrin |
Ruang Tengah Museum MH Thamrin |
Sang Pahlawan |
Tanjidor, Alat Kesenian Betawi |
Ruang Aula Museum MH Thamrin |
Lorong Sisi Kanan Museum MH Thamrin |
Radio |
Kereta untuk Mengangkut Jenazah |
Kenang-Kenangan dari Pak Untung |
Data Pengunjung Museum MH Thamrin |
Yuk, Main ke Museum !
FYI :
Waktu Buka
Selasa s/d
Minggu
Jam 09.00 –
15.00 WIB
Sabtu 09.00 –
13.00 WIB
Tiket Masuk
Dewasa/ Umum
: IDR 5.000,-/orang
Rombongan
Dewasa/ Umum : IDR 3.750,-/orang
Mahasiswa :
IDR 3.000,-/orang
Rombongan
Mahasiswa : IDR 2.250,-/orang
Anak-anak/
Pelajar : IDR 2.000,-/orang
Rombongan
Anak-Anak/ Pelajar : IDR 1.500,-/orang
Ini keren!!
ReplyDeleteKesana ah
Baru tau kalo ada museum disitu
Thanks Na ����
Sami-sami, Na. Semoga infonya bermanfaat ^^
Delete