Tuesday, 14 April 2015

Soft lense nyelip di mata ?

Menggunakan softlense memang menjadi pertimbangan sendiri bagi penyandang mata minus seperti saya. Karena terkadang memakai kacamata terasa begitu pegel, atau kadang merasa ga mach sama bentuk wajah.
Sumber : Geo-Dreamy

Pernah panik karena soft lense nyelip atau ngganjel di mata ? atau masuk ke bagian atas mata ? atau bahkan malah hilang entah kemana ? Saya mengenakan softlense sejak awal dibangku kuliah, meskipun saya selingi juga dengan pemakaian kacamata, hingga sekarang, sudah sekitar 4 tahun.

Berikut ini saya akan share pengalaman yang tak akan pernah terlupakan sepanjang hidup saya, Senin 13 April 2015. Pagi-pagi saya bergegas mandi, kemudian memakai soft lense. Yap, pemakaian soft lense sebelah kanan lancar seperti biasa, langsung nempel di kornea mata tepat sasaran dan posisi enak. Selanjutnya saya memasang soft lense sebelah kiri, yap ada rasa aneh jadi saya coba pas-pasin sampe bener. Sampe pada akhirnya saya memutuskan untuk menuangkan cairan soft lense lagi di telapak tangan dan membasuhnya agar basah, kemudian mengulangi pemakaian soft lense sebelah kiri ini. Lah, kok ngganjel dan air mata trus keluar, intinya softlense tidak berada di posisi yang pas, dan saat itu saya yakin sekali soft lense nempel dan naik ke permukaan atas mata. Saya mulai panik dan duh piye iki piye iki mencoba menahannya agar si soft lense tetap berada di jalur yang benar. Hingga saya tidak bisa menahannya karena soft lense nyangkut dibagian atas. Aaak, panik bukan main, dan akhirnya saya lari ke arah mbak Rissa, cerita sambil panik kalau soft lense sebelah kiriku masuk ke bagian atas mata, tadi pas make ga pas. Lantas itu mbak Rissa juga mulai panik. Menarik saya dan mengajak untuk pergi ke Klinik 24 jam mencari bantuan medis yang paling dekat dengan rumah, saat itu masih sekitar pukul setengah 6, dan kliniknya masih tutup. Errr, lantas memutuskan untuk ke rumah sakit IMC, Bintaro yang paling dekat. Kami berdua langsung masuk ke IGD dan disambut dengan satpam, kemudian satpam memanggilkan tenaga medis yang waktu itu berjaga. Seorang perawat perempuan dan dokter wanita berkacamata nan cantik. 

Saya dibaringkan oleh mereka, menceritakan kejadian dan kronologisnya. Lantas mereka melihat mata kiri saya, menyinarinya dan melihat. Sang dokter berkata telah melihatnya dibagian atas mata sebelah kiri, lantas ia bergegas cuci tangan. Giliran habis cuci tangan dia perikasa lagi mata saya, dan dia bilang udah ilang. Oh my God, panik lagi bukan main. Merasa soft lense nya telah melesat jauh ke dalam. Lantas kami menanyakan baiknya konsul kemana lagi, dokter spesialis mata dimana ? Karena ternyata di IMC Bintaro belom ada dokter spesialis mata. Beliau menyarankan untuk pergi ke Rumah Sakit Premiere, Bintaro. Di rumah sakit tersebut ada beberapa dokter spesialis mata. 

Akhirnya kami pulang dulu, dan pas jalan pulang melewati klinik 24 jam lagi, alkhamdulillah kliniknya sudah buka. Kami mencoba ke klinik tersebut. Lantas dengan prosedur administrasi dan menunggu sang dokter dipanggilkan oleh petugas administrasi, masih merasa tidak tenang yang luar biasa. Aku pun memahami kekhawatiran mbak Rissa. Akhirnya sang dokter turun juga, dengan muka lipatan bangun tidur yang masih ketara. Kami dipersilakan duduk, dan menjelaskan kronologis perkara. Disini saya merasa diintrogasi, ditanya jenis soft lense, kapan make, gimana ceritanya dll panjang sekali. Bak wartawan yang tak ingin kelewatan berita sekecil apapun. Saya mulai sedikit jengkel namun berusaha istighfar, dan Beliau berkata “ya gitu kalau pakai softlense yang murah” oh Uanjriiiit !!!! istighfar istighfar, istighfar saya berusaha istighfar terus. Disusul pertanyaan susulan, oke satu lagi pertanyaannya kalau begitu bla bla bla…. Kemudian saya mengusulkan “gimana kalau dilihat dulu saja, dok?” saya merasa mata udah berasa yang ngganjel, tapi dijejali dengan kalimat tanya terus. Geraam. Lantas saat itu dia melihat, udah diliat aja. bahkan meminta saya meraba mata saya sendiri untuk mencari tahu sendiri dimana softlensenya. OMG, istighfar lagi istighfar istighfar. Kalau saya tahu softlensenya dimana saya ga bakal kesini, dok :|

Akhirnya beliau menyarankan untuk ke dokter spesialis saja. Oke, sampai di rumah kami mencari info tentang Rumah Sakit Premiere Bintaro, menelpon bagian informasi dan menanyakan jadwal dokter spesialis mata. Yak, dokter spesialis mata dijadwalkan pukul 09.00. Akhirnya mbak Rissa pergi ke rumah mbak Wita dulu, sementara saya menunggu di rumah sambil terus mengedipkan mata saya. Merasa sangat takut dan berserah, meyakini bahwa Allah adalah Pemberi Kesembuhan.

Mbak Rissa tiba lagi di rumah, memutuskan untuk cutti dan berkata kalau mbak Wita dulu pernah mengalami “softlense selip” di bagian atas mata. Begitu juga dengan beberapa temennya yang lain, pernah mengalami kejadian yang sama. Lantas ditetesi saja dengan cairannya dan dikedip-kedipkan sambil matanya dipijit perlahan, nanti softlense keluar sendiri. Trik itu saya coba beberapa kali, dan soft lense ga muncul-muncul. Saya buka lebar2 mata ini, tapi tetep ga mau keluar. Berasa ada yang mengganjal setiap habis ditetesin cairan softlense, meyakinkan saya kalau softlensenya menyelip belum terlalu jauh. Kami pun meneliti tempat saya memakai softlense, barangkali softlensnya jatuh, tapi saya yakin sekali kalau tadi si softlense udah masuk kemata. Dan nihil. Akhirnya kami berangkat ke Rumah Sakit Premiere Bintaro. Urus administrasi dll. Bertemu dengan asisten dokter dan menjalani pemerikasaan awal. Setelah itu baru bertemu dengan dokter cantik, dokter Retno Sasanti, SpM (Ophthalmologyst). Dokternya ramah dan murah senyum, beliau menanyakan kronologisnya. Bawaannya tenang dan kalem, saya tahu dia adalah orang Jawa, Jawa Tengah lebih tepatnya :D Lantas penanganan yang ia lakukan secara berturut-turut terhadap saya adalah sbb :
1.      Menanyakan besarnya minus
     2.      Meminta saya menutup mata sebelah kiri, kemudian melihat dengan mata kanan (:buram karena minus)
     3.     Meminta saya menutup mata sebelah kanan, kemudian melihat dengan mata sebelah kiri (:buram karena minus)
    4.      Meminta saya berbaring di kursi pasiennya, melakukan autorefraktometri dengan alatnya. Memeriksa mata kanan dan kiri saya.
5.  Lantas beliau memberi pemahaman kepada kami bahwa memang benar mata manusia adalah bulat kelereng, namun bagian yang bisa tersentuh adalah bagian kornea (permukaan yang tampak depan) dan bagian atas, bawah (yang berwarna putih). Jadi tidak nyambung ke bagian otak dan belakang mata.


Saya masih ragu dan belum merasa plong, akhirnya dokter memahami kekhawatiran saya. Oke baiklah untuk meyakinkan mari kita sapu matanya dengan cotton bud yang diolesi cairan tertentu. Dan hasilnya memang bersih. Disitu saya diedukasi bahwa mata manusia memang bulat, tapi tidak mungkin soft lense sampai selip ke bagian belakang mata. Sekalipun selip paling dibagian atas, dan beliau berkata “kalau memang selip di atas, kamu pasti ga akan setenang ini karena bakal nangis terus akibat ngeganjel”
Saya mulai menyahut “trus soft lense nya kemana dong, dok ?”
“ya jatuh”
“ha ? jatuh ? jatuh kemana dok ?”
Senyum simpul “ya mana saya tahu” hahaha. Dokter Retno begitu santai pembawaannya. Saya mulai lega, ia juga bercerita sudah beberapa kasus seperti ini beliau temui. Akhirnya beliau menjelaskan ke saya mengenai anatomi mata, dan jangkauan yang dapat tersentuh lebih detail lagi menggunakan peraga gambar. Saya mulai semakin lega.

Sumber : Nasrul Bintang

Walaupun masih ada sedikit yang mengganjal, lha trus softlense nya kemana ????

Siangnya kugunakan untuk istirahat dan tidur saja, meskipun belum nyenyak. Aku berusaha menenangkan diri.
Tuhan memang Maha Asyik.
Pas habis wudhu mau shalat Isya’, kaki masih basah. Aku menggelar sajadahku, dan menginjak lantai kamar bagian belakang sajadah. Aku menginjak sesuatu. Tadaaaa ! softlense kering keronta ! Alkhamdulillah. Emang Tuhan lagi mau bercanda sama aku J Tuhan Maha Asyik !

Edukasi :
1.      Jangan panik, ketika softlense tidak menempati posisi yang pas, segera lepaskan. Jika memang tidak mengganjal dan softlense hilang (kita berpikir softlense nyelip ke atas atau bahkan ke belahan mata yang lain itu sebenernya tidak benar), karena soft lense jatuh haha
2.      Jangan panik menggunakan softlense bila terjadi selip. Coba tenangin diri dulu apa softlense bener-bener selip ke mata ? kalau beneran selip dan softlense ngelipet dibagian atas mata, pasti akan terasa sangat mengganjal, kedip-kedipin terus saja, nanti softlense akan turun perlahan ke permukaan mata.
3.      Softlense tidak mungkin sampai nyelip ke bagian belakang mata atau masuk ke mata atau bahkan ke saluran otak karena tidak ada hubungannya, kecuali memang matanya mengalami luka sobek yang lebar. Yang perlu dipahami bahwa softlense hanya bisa menyentuh permukaan depan mata dan bagian atas, bawah mata saja.

4.      Jangan takut pakai soft lense J Meskipun saya sendiri meliburkan diri dulu memakai softlense karena mata terlalu kering, perlu cairan ekstra sampai mata ini mulai basah lagi J

No comments:

Post a Comment