Menggunakan
softlense memang menjadi pertimbangan sendiri bagi penyandang mata minus
seperti saya. Karena terkadang memakai kacamata terasa begitu pegel, atau
kadang merasa ga mach sama bentuk wajah.
Sumber : Geo-Dreamy |
Pernah panik
karena soft lense nyelip atau ngganjel di mata ? atau masuk ke bagian atas mata
? atau bahkan malah hilang entah kemana ? Saya mengenakan softlense sejak awal
dibangku kuliah, meskipun saya selingi juga dengan pemakaian kacamata, hingga sekarang, sudah sekitar 4 tahun.
Berikut ini
saya akan share pengalaman yang tak akan pernah terlupakan sepanjang hidup
saya, Senin 13 April 2015. Pagi-pagi saya bergegas mandi, kemudian memakai soft
lense. Yap, pemakaian soft lense sebelah kanan lancar seperti biasa, langsung
nempel di kornea mata tepat sasaran dan posisi enak. Selanjutnya saya memasang
soft lense sebelah kiri, yap ada rasa aneh jadi saya coba pas-pasin sampe
bener. Sampe pada akhirnya saya memutuskan untuk menuangkan cairan soft lense
lagi di telapak tangan dan membasuhnya agar basah, kemudian mengulangi
pemakaian soft lense sebelah kiri ini. Lah, kok ngganjel dan air mata trus
keluar, intinya softlense tidak berada di posisi yang pas, dan saat itu saya
yakin sekali soft lense nempel dan naik ke permukaan atas mata. Saya mulai panik
dan duh piye iki piye iki mencoba menahannya agar si soft lense tetap berada di
jalur yang benar. Hingga saya tidak bisa menahannya karena soft lense nyangkut
dibagian atas. Aaak, panik bukan main, dan akhirnya saya lari ke arah mbak
Rissa, cerita sambil panik kalau soft lense sebelah kiriku masuk ke bagian atas
mata, tadi pas make ga pas. Lantas itu mbak Rissa juga mulai panik. Menarik saya
dan mengajak untuk pergi ke Klinik 24 jam mencari bantuan medis yang paling
dekat dengan rumah, saat itu masih sekitar pukul setengah 6, dan kliniknya
masih tutup. Errr, lantas memutuskan untuk ke rumah sakit IMC, Bintaro yang
paling dekat. Kami berdua langsung masuk ke IGD dan disambut dengan satpam,
kemudian satpam memanggilkan tenaga medis yang waktu itu berjaga. Seorang perawat
perempuan dan dokter wanita berkacamata nan cantik.
Saya dibaringkan oleh mereka, menceritakan kejadian dan kronologisnya. Lantas mereka melihat mata kiri saya, menyinarinya dan melihat. Sang dokter berkata telah melihatnya dibagian atas mata sebelah kiri, lantas ia bergegas cuci tangan. Giliran habis cuci tangan dia perikasa lagi mata saya, dan dia bilang udah ilang. Oh my God, panik lagi bukan main. Merasa soft lense nya telah melesat jauh ke dalam. Lantas kami menanyakan baiknya konsul kemana lagi, dokter spesialis mata dimana ? Karena ternyata di IMC Bintaro belom ada dokter spesialis mata. Beliau menyarankan untuk pergi ke Rumah Sakit Premiere, Bintaro. Di rumah sakit tersebut ada beberapa dokter spesialis mata.
Akhirnya kami pulang dulu, dan pas jalan pulang melewati klinik 24 jam lagi, alkhamdulillah kliniknya sudah buka. Kami mencoba ke klinik tersebut. Lantas dengan prosedur administrasi dan menunggu sang dokter dipanggilkan oleh petugas administrasi, masih merasa tidak tenang yang luar biasa. Aku pun memahami kekhawatiran mbak Rissa. Akhirnya sang dokter turun juga, dengan muka lipatan bangun tidur yang masih ketara. Kami dipersilakan duduk, dan menjelaskan kronologis perkara. Disini saya merasa diintrogasi, ditanya jenis soft lense, kapan make, gimana ceritanya dll panjang sekali. Bak wartawan yang tak ingin kelewatan berita sekecil apapun. Saya mulai sedikit jengkel namun berusaha istighfar, dan Beliau berkata “ya gitu kalau pakai softlense yang murah” oh Uanjriiiit !!!! istighfar istighfar, istighfar saya berusaha istighfar terus. Disusul pertanyaan susulan, oke satu lagi pertanyaannya kalau begitu bla bla bla…. Kemudian saya mengusulkan “gimana kalau dilihat dulu saja, dok?” saya merasa mata udah berasa yang ngganjel, tapi dijejali dengan kalimat tanya terus. Geraam. Lantas saat itu dia melihat, udah diliat aja. bahkan meminta saya meraba mata saya sendiri untuk mencari tahu sendiri dimana softlensenya. OMG, istighfar lagi istighfar istighfar. Kalau saya tahu softlensenya dimana saya ga bakal kesini, dok :|
Saya dibaringkan oleh mereka, menceritakan kejadian dan kronologisnya. Lantas mereka melihat mata kiri saya, menyinarinya dan melihat. Sang dokter berkata telah melihatnya dibagian atas mata sebelah kiri, lantas ia bergegas cuci tangan. Giliran habis cuci tangan dia perikasa lagi mata saya, dan dia bilang udah ilang. Oh my God, panik lagi bukan main. Merasa soft lense nya telah melesat jauh ke dalam. Lantas kami menanyakan baiknya konsul kemana lagi, dokter spesialis mata dimana ? Karena ternyata di IMC Bintaro belom ada dokter spesialis mata. Beliau menyarankan untuk pergi ke Rumah Sakit Premiere, Bintaro. Di rumah sakit tersebut ada beberapa dokter spesialis mata.
Akhirnya kami pulang dulu, dan pas jalan pulang melewati klinik 24 jam lagi, alkhamdulillah kliniknya sudah buka. Kami mencoba ke klinik tersebut. Lantas dengan prosedur administrasi dan menunggu sang dokter dipanggilkan oleh petugas administrasi, masih merasa tidak tenang yang luar biasa. Aku pun memahami kekhawatiran mbak Rissa. Akhirnya sang dokter turun juga, dengan muka lipatan bangun tidur yang masih ketara. Kami dipersilakan duduk, dan menjelaskan kronologis perkara. Disini saya merasa diintrogasi, ditanya jenis soft lense, kapan make, gimana ceritanya dll panjang sekali. Bak wartawan yang tak ingin kelewatan berita sekecil apapun. Saya mulai sedikit jengkel namun berusaha istighfar, dan Beliau berkata “ya gitu kalau pakai softlense yang murah” oh Uanjriiiit !!!! istighfar istighfar, istighfar saya berusaha istighfar terus. Disusul pertanyaan susulan, oke satu lagi pertanyaannya kalau begitu bla bla bla…. Kemudian saya mengusulkan “gimana kalau dilihat dulu saja, dok?” saya merasa mata udah berasa yang ngganjel, tapi dijejali dengan kalimat tanya terus. Geraam. Lantas saat itu dia melihat, udah diliat aja. bahkan meminta saya meraba mata saya sendiri untuk mencari tahu sendiri dimana softlensenya. OMG, istighfar lagi istighfar istighfar. Kalau saya tahu softlensenya dimana saya ga bakal kesini, dok :|
Akhirnya
beliau menyarankan untuk ke dokter spesialis saja. Oke, sampai di rumah kami
mencari info tentang Rumah Sakit Premiere Bintaro, menelpon bagian informasi
dan menanyakan jadwal dokter spesialis mata. Yak, dokter spesialis mata
dijadwalkan pukul 09.00. Akhirnya mbak Rissa pergi ke rumah mbak Wita dulu,
sementara saya menunggu di rumah sambil terus mengedipkan mata saya. Merasa sangat
takut dan berserah, meyakini bahwa Allah adalah Pemberi Kesembuhan.
Mbak Rissa
tiba lagi di rumah, memutuskan untuk cutti dan berkata kalau mbak Wita dulu pernah mengalami “softlense
selip” di bagian atas mata. Begitu juga dengan beberapa temennya yang lain,
pernah mengalami kejadian yang sama. Lantas ditetesi saja dengan cairannya dan
dikedip-kedipkan sambil matanya dipijit perlahan, nanti softlense keluar
sendiri. Trik itu saya coba beberapa kali, dan soft lense ga muncul-muncul. Saya
buka lebar2 mata ini, tapi tetep ga mau keluar. Berasa ada yang mengganjal
setiap habis ditetesin cairan softlense, meyakinkan saya kalau softlensenya
menyelip belum terlalu jauh. Kami pun meneliti tempat saya memakai softlense,
barangkali softlensnya jatuh, tapi saya yakin sekali kalau tadi si softlense
udah masuk kemata. Dan nihil. Akhirnya kami berangkat ke Rumah Sakit Premiere
Bintaro. Urus administrasi dll. Bertemu dengan asisten dokter dan menjalani
pemerikasaan awal. Setelah itu baru bertemu dengan dokter cantik, dokter Retno
Sasanti, SpM (Ophthalmologyst). Dokternya ramah dan murah senyum, beliau
menanyakan kronologisnya. Bawaannya tenang dan kalem, saya tahu dia adalah
orang Jawa, Jawa Tengah lebih tepatnya :D Lantas penanganan yang ia lakukan
secara berturut-turut terhadap saya adalah sbb :
1. Menanyakan besarnya minus
1. Menanyakan besarnya minus
2. Meminta saya
menutup mata sebelah kiri, kemudian melihat dengan mata kanan (:buram karena
minus)
3. Meminta saya
menutup mata sebelah kanan, kemudian melihat dengan mata sebelah kiri (:buram
karena minus)
4. Meminta saya
berbaring di kursi pasiennya, melakukan autorefraktometri dengan alatnya. Memeriksa
mata kanan dan kiri saya.
5. Lantas beliau memberi pemahaman kepada
kami bahwa memang benar mata manusia adalah bulat kelereng, namun bagian yang
bisa tersentuh adalah bagian kornea (permukaan yang tampak depan) dan bagian
atas, bawah (yang berwarna putih). Jadi tidak nyambung ke bagian otak dan
belakang mata.
Saya masih
ragu dan belum merasa plong, akhirnya dokter memahami kekhawatiran saya. Oke baiklah
untuk meyakinkan mari kita sapu matanya dengan cotton bud yang diolesi cairan tertentu. Dan hasilnya memang
bersih. Disitu saya diedukasi bahwa mata manusia memang bulat, tapi tidak
mungkin soft lense sampai selip ke bagian belakang mata. Sekalipun selip paling
dibagian atas, dan beliau berkata “kalau memang selip di atas, kamu pasti ga
akan setenang ini karena bakal nangis terus akibat ngeganjel”
Saya mulai
menyahut “trus soft lense nya kemana dong, dok ?”
“ya jatuh”
“ha ? jatuh
? jatuh kemana dok ?”
Senyum simpul
“ya mana saya tahu” hahaha. Dokter Retno begitu santai pembawaannya. Saya mulai
lega, ia juga bercerita sudah beberapa kasus seperti ini beliau temui. Akhirnya
beliau menjelaskan ke saya mengenai anatomi mata, dan jangkauan yang dapat
tersentuh lebih detail lagi menggunakan peraga gambar. Saya mulai semakin lega.
Sumber : Nasrul Bintang |
Walaupun masih
ada sedikit yang mengganjal, lha trus softlense nya kemana ????
Siangnya
kugunakan untuk istirahat dan tidur saja, meskipun belum nyenyak. Aku berusaha
menenangkan diri.
Tuhan memang
Maha Asyik.
Pas habis
wudhu mau shalat Isya’, kaki masih basah. Aku menggelar sajadahku, dan menginjak
lantai kamar bagian belakang sajadah. Aku menginjak sesuatu. Tadaaaa !
softlense kering keronta ! Alkhamdulillah. Emang Tuhan lagi mau bercanda sama
aku J Tuhan Maha
Asyik !
Edukasi :
1. Jangan panik,
ketika softlense tidak menempati posisi yang pas, segera lepaskan. Jika memang
tidak mengganjal dan softlense hilang (kita berpikir softlense nyelip ke atas
atau bahkan ke belahan mata yang lain itu sebenernya tidak benar), karena soft
lense jatuh haha
2. Jangan panik
menggunakan softlense bila terjadi selip. Coba tenangin diri dulu apa softlense
bener-bener selip ke mata ? kalau beneran selip dan softlense ngelipet dibagian
atas mata, pasti akan terasa sangat mengganjal, kedip-kedipin terus saja, nanti
softlense akan turun perlahan ke permukaan mata.
3. Softlense tidak
mungkin sampai nyelip ke bagian belakang mata atau masuk ke mata atau bahkan ke saluran
otak karena tidak ada hubungannya, kecuali memang matanya mengalami luka sobek
yang lebar. Yang perlu dipahami bahwa softlense hanya bisa menyentuh permukaan depan mata dan bagian atas, bawah mata saja.
4. Jangan takut
pakai soft lense J Meskipun saya sendiri meliburkan diri dulu
memakai softlense karena mata terlalu kering, perlu cairan ekstra sampai mata
ini mulai basah lagi J
No comments:
Post a Comment