Nana Nanudz: Gunung Prau

Berjalan akan memberi banyak pelajaran, banyak teman dan pengetahuan baru. Memperkaya diri atau sekedar memanjakan sebuah “kesenangan”. Lagi-lagi jangan tanyakan kenapa berjalan itu menyenangkan, yah karena ada seseorang yang kita sayangi itu jelas poin plusnya, namun jangan juga kau menanyakan kenapa aku suka pergi ke tempat seperti ini, kau coba sendiri dulu saja, baru nanti kau tau jawabannya. Percuma juga aku menjelaskan panjang lebar, kau coba saja. Nanti baru kau tau jawaban dari pertanyaan yang sering kau pertanyakan itu. Dan, berkomentarlah setelahnya J

Berdasarkan informasi dari mas Alok, ada 2 jalur pendakian menuju Gunung Prau, pertama lewat Patak Banteng dengan waktu tempuh sekitar 4 jam, lewat Dieng SMP 2 Kejajar dengan waktu tempuh kurang lebih 6 jam. Waktu itu kita memilih jalur Patak Banteng karena memang rekomendasi dari mas Agung dan mas Bin yang sudah mengenal salah satu orang basecamp Patak Banteng, mas Alok. Selain itu basecamp Patak Banteng merupakan basecamp dan jalur pendakian resmi. Basecamp ini tepatnya terletak di Balai Desa Patak Banteng. Dari Terminal Wonosobo bisa diakses dengan kendaraan umum, bisa dengan mini bus jurusan dieng kemudian pindah angkot jurusan Patak Banteng.

Gunung Prau, dengan ketinggian 2565 mdpl terletak di Wonosobo. Setiap tempat memiliki keunikan tersendiri, seperti halnya Gunung Prau ini. Route nanjak kali ini dimulai dari basecamp Patak Banteng, Wonosobo.

Namun kita serombongan numpang istirahat dan makan di salah satu rumah pengurus basecamp, mas Alok. Start naik pukul 21.00 WIB, suhu dingin di sini membuat kita malas untuk menyentuh air, berasa memegang es. Dan pemandangan kamar mandi yang langsung tertuju ke alam terbuka membuat suasana sejuk yang berlebihan setiap kali memasuki pintu kayu dengan bilik yang bisa tertembus oleh cahaya ini. Waktu itu kita tak sempat mengukur atau sekedar bercerita tentang angka dalam satuan Celcius, kita hanya menikmati setiap hembusan yang menyentuh kulit. Yah, dingin saja kurang pas untuk mendeskripsikan keadaan disana, lebih dari itu. Dan kebiasaan warga daerah setempat adalah mengenakan sarung dan jaket atau sejenis pakaian tebal J