Semangatnya
tak pernah pudar,
Terus
berjalan dan tak sekalipun ku dengar keluhan yang berarti
Walau
kita tak sering bertukar kata untuk saling tahu,
Tapi
di lubuk hati kita sama-sama memahami
Aku
mencintaimu sebagai lelaki pertama yang ada di sini,
Di relung
hati yang sedari lahir belum pernah terganti
Aku
mencintaimu sebagai sosok pelindung yang pendiam,
Yang
sangat jarang marah dan tak sekalipun berkata keras,
Namun
yang ku tahu, sekali engkau naik pitam, seisi rumah tidak berani berkutik
Marahmu
diam dan sangat mengerikan,
Aku
mencintaimu sebagai tempatku memahami arti perjuangan dan kegigihan
Bahkan
aku belumlah apa-apa,
Dan
aku masih memegang teguh janji ku ini,
Janji
terhadap diri sendiri yang akan ku persembahkan terkhusus untukmu,
Sebagai
obat kecewa kenakalan yang dulu pernah kulakukan,
Mungkin
engkau telah lupa, ya jiwa mu yang pemaaf tak mungkin membiarkan ingatan mu
untuk mengingat kesalahan gadis kecilmu
Tapi
justru itu, yang membuatku ingin bergerak,
Mempersembahkan
janji itu, suatu saat nanti.
Aku
mencintaimu, sebagai lelaki yang bertanggungjawab dan kesatria
Sebagai
sosok yang gigih dan melindungi kami
Aku,
menyayangimu, My Super Man !
Daddy,
Di
hari Kartini ini, justru ingin menuliskan sosok pejuang yang telah berjuang
sekuat tenaganya untuk memperjuangkan kemerdekaan Keluarga. Aku bukan sosok
romantis yang tau persis bagaimana membahagiakan seseorang, tapi aku ingin. Aku
baru mampu untuk sebatas merasakan dan tidak ingin kehilangan.
No comments:
Post a Comment