Hal
yang paling memuakkan di dunia ini adalah “berpisah”. Iya, paling tidak suka
dengan kata ini. definisi berpisah menurut KBBI adalah
1) bercerai (tidak berhubungan, tidak rapat; tidak berdampingan, dsb) 2)
berjauhan; berjarak (berantara). Hal ini adalah salah satu hal yang paling
tidak saya suka, akan ada rasa sesak, mual atau bahkan sesuatu yang
“clekit-clekit” di ulu hati. Mulai dari berpisah dengan kekasih, teman, sahabat
atau siapapun itu orang yang berarti dalam hidup kita. Rasanya memuakkan
sekali.
“Setiap
ada pertemuan, aka nada perpisahan”. Sebenarnya saya kurang sepakat dengan
kalimat yang banyak diucapkan orang ini. tapi rasanya, semakin kesini hipotesa
ini semakin menguat. Ah sial.
Pernah
dapet wajangan dari teman saya, yah dia memaparkan tentang satu kata yang
sangat saya benci ini. ketika itu terjadi perpisahan yang sangat menyesakkan,
dan tidak bisa menahan air mata, bercucuran, clekit-clekit, nyesek, mual,
hawanya pengen muntah, ssetress, nyaris gila, ah sudahlah. Dia bilang,
perpisahan itu adalah sesuatu yang pasti, hanya timingnya yang kadang tidak
terduga. Semua akan berpisah, seperti konteks pacaran, ada masanya putus,
kemudian ketika menikah, ada yang bercerai, kalau tidak mengalami dua fase
tersebut, berarti perpisahan yang akan terjadi adalah ketika salah satunya
meninggal dunia. Ah, iya perpisahan itu pasti. Tapi bukankah masih bisa
berharap bertemu di alam yang lain dan bersama beriringan ?
Perpisahan,
setahu ku ini adalah sesuatu yang menyakitkan. Perpisahan dengan seseoarang
yang sangat berarti dalam hidup kita, beradaptasi dari sesuatu yang tadinya ada
menjadi tidak ada. Hal ini sungguh sangat sulit.
Perpisahan
dalam konteks dengan seseorang yang sangat kita sayangi, menyisakan rasa aneh
di dalam dada. Entahlah, rasa berkecamuk yang memang tidak bisa dideskripsikan.
Hah !
Kali
ini akan datang lagi fase dari satu kata yang sangat saya benci ini. dengan
seseorang yang entah saya sebut apa sosok ini, teman, sahabat, saudara, kakak,
partner, teman tidur, teman ngobrol, teman ngerjain tugas, teman makan, orang
yang setipe dengan saya, orang yang gila, setres, penghibur, ah entahlah siapa
dia ini.
Yang
jelas, saya tidak pernah ingin :’(
Sosok
yang begitu sabar, lapang dan baik. Entahlah.
Tidak
banyak yang bisa saya berikan kepada dia, apalagi hadiah. Yang jelas
waktu-waktu bersama dengannya adalah sebuah pengalaman dan kenangan yang sangat
layak untuk diingat. Dan, apalah saya ini, saya takut tidak bisa menemukan
sosok lain seperti dia di tempat baru saya nanti. Aaaaaa, entahlah.
Sosok
yang menerima saya dengan lapang. Sosok yang selalu membuka pintu hatinya untuk
saya, meskipun saya sering datang dan pergi sesuka hati :’(
Semoga
nanti, kita bisa bersama lagi, dalam satu almamater di master kita, di mimpi
kita :’) aamiin.
Yah,
dia mirip sekali dengan wajah ibu saya, perawakannya juga mirip, dan kita memiliki
golongan darah yang sama. Sebut saja dia PETONG :D
Iya. Dia habis wisuda dan
sebentar lagi kembali ke asalnya, Tangerang :’( bahkan beberapa hari lagi, dia
meninggalkan kota Solo, dan saya.
Dan saya, hanya mampu
memberi selembar kertas dan setangkai bunga. I don’t know what is it, I can’t
describe it, unexplained, speechless, it hurts me.
No comments:
Post a Comment